Rabu, 12 Februari 2014

SASTRA PENGERTIAN DAN MACAM-MACAMNYA

A. Pengertian Karya Sastra

Kata sastra berasal dari bahasa sansekerta yang berarti “tulisan”. Kata itu mendapat awalan su yang bermakna “baik” atau “indah” sehingga menjadi susastra, artinya menjadi “tulisan yang baik” atau “tulisan yang indah”. Selanjutnya, kata susastra mendapatkan konfiks ke-an menjadi kesusastraan. Arti konfiks ke-an adalah “hal”. Jadi, kesusastraan dapat diartikan “tentang tulisan yag indah”.

Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.

Dalam kehidupan sehari-hari kata susastra sudah jarang dipakai. Sebagai gantinya, digunakan kata sastra saja. Artinya pun berubah menjadi “karya sastra”, yaitu hasil karangan sastrawan. Jika mendapatkan konfiks ke-an menjadi kesastraan yang artinya “tentan karya sastra” atau “hal-hal yang berkaitan dengan karya sastra”.

Karya sastra dihasilkan oleh seniman, khusushya sastrawan. Seorang sastrawwan berusaha meujudkan karya seni, yaitu sesuatu yang indah yang dapat menyenangkan dirinya maupun orang lain (penikmat). Cara mewujudkannya pun bermacam-macam, tergantung bahan dasarnya. Sebagai contoh, dari bahan dasar kayu diukir menjadi patung, kanvas digambari dengan cat menjadi lukisan, nada-nada suara digubah menjadi lagu, dan bahasa dikarang menjadi karya sastra. Pemahat patung dinamakan pematung, pembuat lukisan dinamakan pelukis, pencipta lagu dinamakan penggubah, dan pengarang karya sastra disebut sastraan.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa karya sastra adalah karya seni yang mengandung keindahan dan dihasilkan oleh seniman, khususnya sastrawan.

Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
  • Novel
  • Cerita/cerpen (tertulis/lisan)
  • Syair
  • Pantun
  • Sandiwara/drama
  • Lukisan/kaligrafi.

B. Macam-macam Karya Sastra
1. Macam-macam Karya Sastra Berdasarkan Bentuknya

Ibarat seorang chef yang bisa memasak daging kambing menjadi sate, gule, atau tongseng, sastrawan pun bisa mengolah bahasa menjadi karya sastra yang bermacam-macam. Karya satra tersebut dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu puisi, prosa, dan drama.

a. Puisi
Puisi adalah karya sastra yang bentuknya terikat oleh berbagai ketentuan. Ketentuan itu menyangkut jumlah kata, bait, larik, rima, dan irama. Contoh puisi yaitu pantun, syair, gurindam, puisi modern.

b. Prosa
Prosa adalah karya sastra yang bebas dari berbagai ketentuan. Tidak ada aturan mengenai jumlah kata, bait, baris/larik, rima, dan irama. Pengarang bebas menggunakan kata-kata dan merakitnya sesuai selera. Contoh prosa yaitu dongeng, hikayat, certita pendek (cerpen), dan novel.

c. Drama
Secara singkat drama dapat diartikan karya sastra cerita yang dipentaskan. Drama dalam karya sastra adalah naskah drama karangan sastrawan. Naskah drama isinya kebanyakan berupa dialog, yaitu percakapan antar tokoh (pelaku). Dari dialog itu dapat diketahui alurnya, watak para tokohnya, dan isi ceritanya. Namun, naskah drama mungkin akan membosankan jika hanya dibaca, karena naskah drama ditulis untuk dipentaskan atu diperagakan di panggung.

2. Macam-macam Karya Sastra Berdasarkan Waktu Pembuatannya
Berdasarkan kurun waktu pembuatannya, karya sastra dapat digolongkna menjadi dua, yaitu sastra lama dan sastra baru.

a. Sastra Lama

Yang termasuk sastra lama yaitu :
Puisi lama: pantun, syair, dan gurindam
Prosa lam: dongen dan hikayat

b. Sastra Baru (Modern)

Yang termasuk sastra modern yaitu:
Puisi modern: semua puisi bebas yang tidak termasuk puisi lama
Prosa modern: cerpen, novel, roman,


Demikian tentang sastra pengertian dan macam-macamnya, semoga bermanfaat.

Sumber:
- Disadur dari Kitab Bahasa Indonesia Karya Asul Wiyanto
- https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra

Sabtu, 08 Februari 2014

SAJAK-SAJAK DAN PROFIL PENYAIR : PURWA ATMADJA

Profil singkat Penyair Purwa Atmadja:

Susastratulis----Nama sebenarnya : Anwar Isnudikarta. Dilahrikan tanggal 10 Maret 1923 di Cibeber, Cianjur. Pendidikan: HIS, Nulo, tamat tahun 1941 di Middelbare Landbowschool, kemudian SPMT (Sekolah Pertanian Menengah Tinggi) di Bogor, tamat 1945. Tahun 1945-1946 menjadi Pemimpin Redaksi surat kabar Barisan Rakyat di Cirebon. 1945 - Juli 1947 sebagai Wakil Kepala Jawatan Penerbangan Keresidenan Cirebon. Oktober 1947 - September 1949 ia ditawan Belanda dan ditempatkan di Internegringskamp LOG Kebowaru Bandung. Pada 1949 - Desember 1950 Menjadi kepala Jawatan penerbangan Keresidenan Cirebon. Sejak Januari 1951 partikulir. Sebelum Agresi I anggota API (Angkatan Pemuda Indonesia), kemudian Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia) di Cirebon. Sebebasnya dari tawanan ia memasuki Partai Sosialis Indonesia. Jadi anggota Dewan Partai PSI sekretaris bagian umum, Bandung. 

Purwa Atmadja atau Anwar Isnudikarta, Telah menulis beberapa sajak dan buku, yang paling dikenal antara lain;  Tujuan Berjuang, Penerbit dan Toko Buku "Economi," Bandung 1949.



Berikut sajak-sajak dan Puisi Purwa Atmadja ;


MASA BARU

                                    Kepada Heinrich Heine

Sekali tiba masa ketika,
Dunia mewah gugur merata,
Enyah Seni murni indah 
Tangan kasar akan merobek 
Segala apa nan molek
Akan meremuk mencabik
Semua nan halus cantik.

Dan ....
Sajakku kelak pembungkus kacang, 
Prosa puisiku pembungkus kopi,
Dewi Seni akan menangis.

Namun beta rela,
Datanglah cepat "ketika" itu,
Ketika Jelata akan bertahta,
Akan kuasa,
Dunia adil sama rasa sama rata.

                                                                Cirebon, 17 Desember 1945

Pembaruan, No. 2, Pebruari 1946.


* * *



MENGENANG DAN MENINJAU

Rakyat mengeluh bekerja keras, 
Rakyat menjerit meminta beras,
Rakyat menggigil di sarung karung,
Ekonomi kurat karit, 
Suruh menghemat,
Suruh semangat.
Ah, Bung, manakah Pemimpin
Yang akan mengatur,
Negara Makmur?

Begitu keluh Rakyat Jajahan,
Harap cemas, putus asa,
Hingga gemuntur pekikan sadar:

Bersatu, Kawan, Kaum Terlantar,
Bersatu, Kawan, Kaum Yang Lapar,
Dengan jumlah kita berjuta-juta,
Kita Bersatu, kita membanjir,
Merebut H a k  H i d u p  M e r d e k a,
Membangun Negara ber-D a u l a t  R a k y a t.

Kini merdeka.
Abadi ....... adil ....... dan makmur .......?
Bergantung Rakyat yang mesti mengatur!

                                                                     Cirebon, 17 Desember 1945


Pembaruan, Th. I No. 1 - 2, Januari 1946

* * *



SURAT "TALQIN"

                                                       (Kepada fanatikus buta)


Bila kelak kau dalam kubur
Diverhoor Mungkar wa-Nakir,
Awas, jangan kau mungkir...

Siapa Tuhanmu?
Tuhanmu Benda.
Siapa Rasulmu?
Rasulmu Marx.
Siapa Sahabat Rasulmu?
Engels-Lenin-Stalin.
Apa Kitabmu?
Kitabmu Das Kapital.
Mana Kiblatmu?
Kiblatmu Moskow.
Apa amalmu di dunia?
Amalmu Revolusi Proletar.

Maka naiklah rokhmu ke gerbang syorga,
Di mana skilwak menggeledahmu,
Memeriksa surat pas dan kartu anggota.
Kau perlihatkanlah kartu "Laskar Merahmu".
Skilwak akan berkata
"Bung salah wesel.
Di sini tempat Alim Ulama."

Rokhmu melayang turun ke lubang Neraka,
Di mana skilwak Neraka juga beraksi
"Sayang Bung, di sini tiada tempat bagi Bung,
Khawatir Revolusi dalam Neraka."

Ke Syorga tidak, ke Neraka tidak,
Maka rokhmu akan kembali ke dunia raya,
Di mana kau hidup baqa di alam fana.


                                                                Pertapaan, 13 Pebruari 1948


Dari naskah yang belum terbit: Gelora.


* * *

Diberdayakan oleh Blogger.